Contoh Kasus Keracunan dan Penanggulangan

            Kejadian keracunan terjadi pada Jumat (27/11/2015) malam,dengan mayoritas korban adalah ibu-ibu. Diduga keracunan disebabkan akibat ketan bumbu yang disuguhkan pada saat acara tahlil rutin di salah satu rumah warga  di dusun Bondorejo RT22/RW05, Desa Sumber Agung, Kecamatan Ngantang, Jumat Malam. Dikutip dari detik.com diketahui terdapat 63 warga yang menjadi korban keracunan massal tersebut. Diduga kuat penyebab keracunan tersebut adalah panganan ketan yang diberikan saat tahlil. Ketan dibawa kerumah lalu dimakan keesokan harinya dan semua yang memakannya mengalami mual, muntah dan diare.

            Dari berita tersebut, beberapa kondisi yang dapat menyebabkan ketan terkontimasi yaitu :
  1. Proses pemasakan tidak pada suhu yang benar dan/atau waktu yang tepat.
  2. Terjadi kontaminasi silang.
  3. Terdapat resiko kontaminasi pada ketan baik karena tersentuh oleh orang yang membawa bakteri maupun kontaminasi bakteri dari lingkungan yang tidak tersanitasi dengan baik.
  4. Makanan terlalu lama disimpan di suhu ruang, sehingga mikroorganisme yang sudah ada di ketan berkembang dengan subur.

Terdapat beberapa jenis bakteri yang berkemungkinan mengontaminasi ketan diantaranya :
  1. Campylobacter : Biasa ditemukan pada daging mentah atau kurang matang ,susu dan air yang tidak diolah dengan benar. Keracunan oleh bakteri ini memiliki gejala kurang dari 7 hari.
  2.   Salmonella : Bakteri jenis ini juga sering ditemukan pada daging menta atau kurang matang, telurm susu dan produk olahan susu lainnya, keracunan oleh bakteri ini memiiki gejala sekitar 4-7 hari.
  3. Escherichia coli (E. coli): E. coli bisa bisa berada pada daging yang tidak matang, susu yang tidak di pasteurisasi dan air yang kotor. Keracunan E.coli dapat berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu.


                 Dari berita yang telah dilaporkan oleh detik.com diketahui Kapolsek Ngantang AKP Sahraku menyebutkan bahwa sebagian korban dirawat di puskesmas. Dan untuk proses penyelidikan lanjutan pihaknya telah meminta keterangan beberapa pihak serta mengambil sisa makanan sebagai sampel guna diuji di laboratorium.

                 Penangan yang dapat dilakunan untuk korban keracunan selain menemui dokter adalah istirahat yang cukup, istirahat di rumah, serta minum air yang banyak untuk menghindari dehidrasi. Cara lain yang dapat dilakukan untuk menangani dehidrasi adalah dengan menggunakan produk rehidrasi. Larutan tersebut dapat menggantikan gula, garam, dan mineral yang hilang dan mengembalikan keseimbangan cairan tubuh. Adapun beberapa langkah lanjutan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gejala keracunan dan mempercepat proses penyembuhan adalah:
  1. Mengkonsumsi makanan yang mudah di cerna, seperti roti, nasi, pisang sampai pasien merasa lebih baik.
  2. Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kafein, dan makanan pedas berlemak, karena hal tersebut akan membuat pasien merasa lebih buruk.
  3. Memperbanyak istirahat.

     Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan diantaranya:
  1. Memastikan kebersihan makanan, alat-alat, maupun lingkungan. serta membiasakan mencuci tangan saat akan mengolah makanan.
  2. Memasak dengan suhu dan waktu yang benar, shingga dapat memastikan masakan matang serta bakteri terbunuh sempurna.
  3. Pastikan proses penyimpanan makanan dilakukan dengan benar. Khususnya pada pengaturan suhu dingin yang dapat mencegah tumbuh dan berkembangnya bakteri di makanan.



Sumber:



Lewis. 2017. Food Poisoning. www.lewishamandgreenwich.nhs.uk. Diambil 16 April 2017, dari https://www.lewishamandgreenwich.nhs.uk/download.cfm?doc=docm93jijm4n794.pdf&ver=956

Comments

Post a Comment