Perbedaan Prioritas Belanja Keluarga Berpendapatan Rendah dan Berpendapatan Tinggi di Kanada

Kebiasaan makanan berkaitan langsung dengan ketidaksetaraan kelas sosial yang kompleks. Uang memiliki dampak langsung pada kemampuan seseorang dalam membeli makanan yang diinginkan. studi besar di kanada menunjukkan bahwa pendapatan yang rendah menyulitkan pembelian makanan yang dianggap sehat. Nie dan Zepeda pada tahun 2011 menggambarkan masyarakat amerika yang memiliki pendapatan rendah sebagai konsumen konservatif yang tidak aktif melibatkan diri, lebih tertarik pada kemudahan dan tidak tertarik pada kesehatan juga etika. Berbelanja kebutuhan sehari-hari adalah pekerjaan tidak terlihat yang membutuhkan orang terlatih. Analisa perilaku saat berbelanja akan memberikan hasil kepintaran juga prioritas yang dilakukan secara nyata dalam mengambil keputusan pembelian. Lalu dilakukanlah penelitian yang brfokus pada analisa perilaku belanja terhadap pendapatan rumah tangga untuk menjelaskan kultur dan aset simbolis termobilisasi adanya sumber daya ekonomi ataupun tidak.

Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif dengan sampel 105 keluarga di 10 macam lokasi berbeda di Kanada. Data didapatkan melalui wawancara, dimana wawancara dilakukan kepada 2 orang responden berbeda disetiap keluarga. Responden pertama akan diberi pertanyaan bagaimana makanan mereka sehari-hari sedangkan responden kedua akan diberi pertanyaan mengenai foto yang akan diberikan pada mereka, lalu pertanyaan mengenai bagaimana sistem berbelanja mereka.

Dari hasil didapatkan bahwa responden berpenghasilan tinggi umumnya mengunjungi beberapa gerai toko seperti tempat buah dan sayuran makanan sehat, penjual daging, keju, dll untuk melihat dan mencari bahan yang berkualitas atau bahan dengan kekhasan tertentu, berbeda dengan pembelanja berpenghasilan rendah, mereka juga sering mengunjungi beberapa toko, namun tujuannya adalah untuk mengetahui atau membandingkan harga antar toko. 

Pembeli yang memiliki pendapatan tinggi akan memiliki loyalitas pada suatu toko yang menyediakan kualitas, kesegaran produk juga kebersihan, dimana pelayanan yang baik akan menjadikan mereka loyal pada toko tersebut. Berbeda dengan pembeli berpenghasilan rendah, merea akan lebih setia pada toko yang memberikan harga lebih murah.

Transportasi merupakan suatu masalah bagi pembeli berpenghasilan rendah, oleh karena itu pembeli berpenghasilan rendah biasanya berbelanja di toko yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki dengan membawa belanjaan mereka, atau menggunakan transportasi umum. 

Prioritas berbelanja keluarga berenghasilan tinggi lebih memilih makanan yang segar karena memperhatikan kualitas. selain itu mereka juga memprioritaskan pada kenikmatan dan kesenangan. Berbeda dengan keluarga berpenghasilan rendah mereka menghindari berbelanja pada barang yang memiliki harga mahal, dan mereka lebih cenderung pada makanan siap saji seperti nasi instan, makanan beku, pizza beku, dan sup kaleng. Hal ini dikarenakan apabila mereka harus menyiapkan makanan dari makanan segar kan membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkannya serta waktu makan yang tidak terprediksi menyebabkan makanan segar dikhawatirkan rusak sebelum dikonsumsi.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pembeli berpendapatan tinggi, dengan tingkat ekonomi yang lebit tinggi, mereka dapat memprioritaskan kualitas diatas segalanya. Dalam berbelanja mereka dapat mementingkan kenikmatan dan kesenangan diatas kebutuhan. Berbeda dengan keluarga berpenghasilan rendah, mereka cenderung memilih harga yang lebih murah dalam berbelanja, hal ini dikarenakan mereka berbelanja memprioritaskan kebutuhan makanan sehat yang harus mereka penuhi dengan pendapatan yang tidak memadai.  


Sumber:


Beagan BL, Chapman GE, Power EM, Beagan BL, Chapman GE, Cultural EMP. 2016. Cultural and Symbolic Capital With and Without Economic Constraint 8014. DOI: 10.1080/15528014.2016.1145002.



Comments